Selasa, 19 November 2013

FOTO MANASIK DAN WISUDA ANGKATAN 2012/2013




Pemerintah Tetapkan Passing Grade Tes CPNS









Add caption






JAKARTA -  Pemerintah menetapkan nilai ambang batas (passing grade) kelulusan tes kompetensi dasar (TKD) CPNS 2013 untuk pelamar umum. Ketetapan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) No. 35/2013 tentang Nilai Ambang Batas TKD Seleksi CPNS dari Pelamar Umum tahun 2013.  

Menteri PANRB Azwar Abubakar mengungkapkan, nilai ambang batas TKD adalah nilai minimal yang harus dipenuhi oleh setiap peserta  ujian seleksi CPNS. “Peserta yang memenuhi nilai ambang batas  TKD dapat mengikuti tahapan seleksi selanjutnya,” ujar Azwar kepada wartawan, di Jakarta, Senin  (04/11).
Dalam Peraturan tersebut dibedakan passing grade antara  peserta tes dengan sistem computer assisted test (CAT) dengan lembar jawab komputer (LJK). Pasalnya, jumlah soal antara keduanya juga berbeda. Untuk CAT, jumlah soalnya 100, terdiri dari 35 soal karakteristik pribad, 30 soal intelegensia umum, dan 35 soal wawasan kebangsaan. Sedangkan tes dengan sistem LJK, jumlah soalnya ada 120, yakni karakteristik pribadi 45 soal, intelegensia umum 35 soal, dan wawasan kebangsaan 40 soal.
Dijelaskan, seperti halnya passing grade tahun lalu, nilai untuk setiap kelompok soal harus terpenuhi, tidak berdasarkan akumulasi nilai.

Untuk peserta TKD dengan sistem CAT nilai karakteristik pribadi minimal harus  mencapai 60% dari nilai maksimal yakni 175, yakni 105. Sedangkan intelegensia umum, nilai minimalnya 75 (50%) dari nilai maksimal, dan wawasan kebangsaan nilai minimalnya 70. Adapun passing grade untuk peserta TKD dengan sistem LJK, nilai karakteristik pribadi minimal 108, intelegensia umum minimal 70, dan wawasan kebangsaan 64.

Dijelaskan juga bahwa penilaian untuk tes karakteristik pribadi (TKP) tidak ada nilai 0 (nol), tetapi kisaran skornya 1 – 5. Sedangkan nilai untuk intelegensia umum dan wawasan kebangsaan, kalau salah 0 (nol) kalau benar nilainya 5 (lima).

Menteri Azwar Abubakar menekankan kepada para pejabat pembina kepegawaian instansi pemerintah penyelenggara seleksi CPNS dapat menentukan kelulusan TKD CPNS di instansi masing-masing sesuai dengan ketentuan Permen PANRB No. 35/2013 ini.
Menurut rencana, Panselnas CPNS 2013 akan mengumumkan hasil TKD bagi yang menggunakan LJK pada tanggal 4 Desember 2013. Sementara yang menggunakan CAT peserta dapat mengetahui hasilnya saat ujian berlangsung, sehingga bisa memperhitungkan sendiri, apakah dia lulus atau tidak.
Ditambahkan, meskipun peserta memenuhi passing grade, bisa saja dia tidak lulus. Sebab dalam satu formasi hanya dibutuhkan 2 orang, tetapi yang memenuhi passing grade ada 10 orang. Tentu yang akan diterima hanya mereka yang nilainya paling tginggi. Ini bisa terjadi terutama  bagi instansi yang tidak melaksanakan tes kompetensi bidang (TKB).(Teguh/HK dan Ags/HUMAS MENPANRB)

Passing Grade bagi instansi yang menggunakan CAT

Kriteria nilai ambang batas
nilai ambang batas
1
60 % dari nilai maksimal tes karakteristik pribadi
105
2
50 % dari nilai maksimal tes intelegensia umum
75
3
40 % dari nilai maksimal tes wawasan kebangsaan
70

Passing Grade bagi instansi yang menggunakan LJK

Kriteria nilai ambang batas
nilai ambang batas
1
60 % dari nilai maksimal tes karakteristik pribadi
108
2
50 % dari nilai maksimal tes intelegensia umum
70
3
40 % dari nilai maksimal tes wawasan kebangsaan
64

"BERSAMA PAUD CAHAYA ILMU MENDIDIK ANAK BANGSA YANG KURANG MAMPU"  

BAGI REKAN-REKAN YANG INGIN MENJADI DONATUR DI PAUD CAHAYA ILMU BISA TRANSFER KE :

BRI : 4804 01 006382 535 AN PAUD CAHAYA ILMU
BRI : 4804 01 006913 530 AN. SARINAH
MANDIRI : 126 000 626 4849 AN. MUHAMAD SANI

PAUD CAHAYA ILMU
JL.ANGGUR RT.05 RW.08 BLOK.DF 26
PERUM GAPERI BOJONG DEPOK BARU
KEDUNG WARINGIN 
BOJONGGEDE-BOGOR
paudcahayailmu@gmail.com
no.tlp 021-32122971
 

Kamis, 14 November 2013

PROFIL DIREKTORAT PPAUD


FUNGSI DAN TUJUAN

Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perkembangan yang dialami anak pada usia dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan selanjutnya. Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah maupun di KB atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar akan terbiasa mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca.
Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.
  2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
  3. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).

VISI

Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, sehat, ceria dan berakhlak mulia serta memiliki kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

MISI

  1. Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD melalui pnyelenggaraan PAUD yang mudah dan murah, tetapi bermutu.
  2. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan layanan PAUD.
  3. Memberikan layanan yang prima (efektif, efisien, akuntabel, transparan) kepada masyarakat di bidang PAUD.

TIGA PILAR KEBIJAKAN PAUD

  1. Perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD kepada semua anak antara lain melalui :
    • Pemberdayaan semua potensi yg ada di masyarakat.
    • Keberpihakan kpd anak-anak yg kurang beruntung.
  2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing antara lain dengan cara :
    • Mengupayakan PAUD yg murah dan mudah, tetapi bermutu.
  3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan pendidikan (PAUD) antara lain dengan cara meningkatkan :
    • Keterbukaan, kemudahan dan fleksibilitas di bidang layanan PAUD kepada masyarakat.

SASARAN PAUD

  1. Sasaran Utama :
    • Anak lahir s/d usia 6 tahun (utamanya yang belum mendapat layanan PAUD Jalur Pendidikan Formal),prioritas 2-4 th.

      Th 2009 ditargetkan 35% anak 2-4 th terlayani di PAUD Nonformal, dan 53,90 % Anak usia 0-6 tahun terlayani di PAUD Formal dan Nonformal.
  2. Sasaran antara :
    • Orang tua/keluarga, calon orangtua.
    • Pendidik dan Pengelola PAUD.
    • Semua Lembaga Layanan Anak Usia Dini.
    • Para tokoh masyarakat dan stakeholders PAUD.
  3. Jalur Formal :
    • Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat.
  4. Jalur Nonformal :
    • Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain sederajat.
  5. Jalur Informal :
    • Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Lingkungan.
Catatan : Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
[(UU No. 20 Th 2003, Pasal 28, ayat (1)] .


"paud cahaya ilmu bersama mendidik anak bangsa yang kurang mampu"
 Bagi anda yang ingin mendonasikan dananya atau lainnya

BRI : 4804 01 006382 535 AN. PAUD CAHAYA ILMU 
BRI : 4804 01 006913 530 AN. SARINAH
 
 PAUD CAHAYA ILMU
 Jl. Anggur Rt.05/08 Blok DF.26 Perum gaperi Bojong Depok baru.
Kedung Waringin Bojonggede-Bogor
paudcahayailmu@gmail.com
NO TLP: 021-32122971 

Kamis, 31 Oktober 2013

DONASI ANDA MEMBANTU ANAK BANGSA YANG KURANG MAMPU

BERSAMA PAUD CAHAYA ILMU MENDIDIK ANAK BANGSA MENUJU INDONESIA KUAT  
VISI
Menyiapkan generasi yang cerdas dan mandiri secara intelektual emosional sosial dan spiritual serta membentuk Ahlak yang mulia.  
MISI
  1. Menanamkan nilai-nilai moral dalam kebiasaan sehari-hari
  2. Menanamkan nilai-nilai pengetahuan global
  3. Menambahkan kecintaan terhadap lingkungan negara dan agama
  4. Menanamkan kemandirian dan kesabaran anak  

TUJUAN DIDIRIKAN PAUD CAHAYA ILMU
1. Memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak
2. Memberikan kesempatan pendidikan anak usia dini bagi anak Yatim dan keluarga kurang mampu melalui   program pelayanan khusus
3. Menanamkan nilai-nilai agama dan sosial kemasyarakatan sejak dini
4. Memberikan stimulasi atau rangsangan agar anak mencapai tingkat perkembangan kecerdasan secara optimal
5. Memfasilitasi rasa ingin tahu anak dalam suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sesuai dengan tahap perkembangannya.
  
PROGRAM MUHARAM 1435 H "Memberikan santunan kepada Siswa-siswi Kurang mampu / Yatim Piatu" 

BAGI SAUDARA-SAUDARA REKAN DAN KERABAT YANG INGIN MENDONASIKAN DANANYA UNTUK PROGRAM TERSEBUT DAPAT MENTRANSFER KE REKENING
BRI : 4804 01 006382 535 AN. PAUD CAHAYA ILMU 
BRI : 4804 01 006913 530 AN. SARINAH

 PAUD CAHAYA ILMU
 Jl. Anggur Rt.05/08 Blok DF.26 Perum gaperi Bojong Depok baru.
Kedung Waringin Bojonggede-Bogor
paudcahayailmu@gmail.com
NO TLP: 021-32122971  

"PAUD CAHAYA ILMU BERSAMA MENDIDIK ANAK BANGSA"

Rabu, 30 Oktober 2013

Menjadi guru PAUD yang kreatif

Dalam mengajar kita juga harus menghargai proses tidak semata hasil. Sering kali guru menilai dan menghargai murid dari hasil kerja saja. Sementara proses yang dijalani siswa selama menjalani proses belajarnya jarang diapresiasi. Faktanya keberhasilan didalam kelas sangatlah dipengaruhi bagaimana kemampuan guru untuk mampu mengalihkan situasi dari yang membosankan, menjenuhkan dan tegang menjadi rilek, bersemangat dan merasa senang mendengarkan orang yang sedang berbicara di depan. Karena dengan pengalaman baik dan menyenangkan dalam belajar akan berdampak positif bagi perkembangan dan pertumbuhan si anak. Untuk mendukung itu semua diperlukan guru yang Kreatif. Beranda Kurikulum Kurikulum Indikator Penilaian Pembelajaran Diri Sendiri Lingkunganku Kebutuhanku Binatang Tanaman Rekreasi Pekerjaan Air, Api dan Udara Alat Komunikasi Tanah Airku Alam Semesta Administrasi Guru Tata Usaha Lagu Umum Keagamaan Daerah Asing Tepuk Artikel Home » Artikel » Menjadi guru PAUD yang kreatif Menjadi guru PAUD yang kreatif Menjadi Guru PAUD yang Kreatif Berikut 10 tips atau kiat menjadi guru PAUD yang kreatif. Saya ambil dari buku yang berjudul "Motivasi dan Manajemen PAUD" karangan Yunus Abidin, S.Pd M.Pd. dkk... 1. Berfikir Inovatif Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran guru yang selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya. 2. Percaya Diri Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang ada pada diri guru yang kreatif. Tidak mudah memang menjadi seorang guru yang kreatif, karena karya apapun yang dia ciptakan harus kembali kepada anak didiknya. 3. Tidak Gaptek Gaptek ( Gagap Teknologi ) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi kreatif. Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman. Dia bisa mengkombinasikan yang bersifat "kuno" menjadi sesuatu yang menarik. Artinya bisa menggabungkan sesuatu yang kuno dengan yang modern. Misalnya, memvariasikan permainan tradisional dengan permainan modern. 4. Materi Pelajaran yang diberikan menjadi mudah dimengerti. Tidaklah muah mentransfer ilmu dari seorang guru menuju ke anak didiknya. Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru. Namun seorang guru yang kreatif akan mencoba berbagai cara agar anak didiknya mudah memahami materi pelajaran yang diberikan. 5. Terus Belajar dan Belajar Tidak ada kata puas untuk seorang guru yang kreatif. Maksudnya suatu guru yang kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan diri sendiri, anak didik dan lembaga. 6. Cerdas Dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya Dengan kepekaan yang dimiliki guru yang kreatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misal dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah. 7. Kooperatif Seorang guru yang kreatif senantiasa belajar dari orang lain. Dengan kata lain, guru yang kreatif harus dapat bekerja sama dengan sesama guru, anak didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak yang berada di lingkungan sekolah. 8. Pandai memanfaatkan "Apa Yang Ada" Biasanya guru yang kreatif pandai memanfatkan apa yang ada di dalam sekolah. Kertas bekas pun bisa menjadi sarana belajar yang menarik, dan disampaikan dengan cara belajar yang menarik pula. 9. Bisa Menerima Kritik Sebuah kritik bukanlah sesuatu yang menyakitkan bagi guru yang kreatif. Justru dengan kritiklah bisa belajar dari kekurangannya dan kesalahannya. Dia akan berpikir bagaimana caranya agar kekurangannya bisa diminimalkan atau bahkan menjadi sebuah kelebihan, dan tidak mengulang kesalahan yang sama. 10. Mengajar dengan Cara Menyenangkan Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya meraa bosan dan tertekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.

Selasa, 29 Oktober 2013

ANUGERAH PIALA CITRA ALA KABUPATEN BOGOR

Seperti itu kiranya gambaran perayaan hari ulang tahun ke-530 Bogor, ala Pemerintah Kabupaten. Bupati Bogor Rachmat Yasin tampaknya ingin memanjakan masyarakat dengan berbagai suguhan hiburan berkelas. Beberapa insan pelayan masyarakat diberi anugerah dan diperlakukan bak artis panggung hiburan, serta mendapat hadiah tiket perjalanan umrah ke tanah suci. Belum puas menikmati berbagai hiburan itu, belasan ribu tamu undangan yang merupakan pengurus RT dan RW se-Kabupaten Bogor masih ‘digoyang’ oleh entakan gendang dari lagu-lagu penyanyi Ayu Ting-Ting serta Ridho Rhoma. Keceriaan pun kian terasa tatkala entakan kaki dan goyangan para undangan mengiringi lantunan tembang-tembang pamungkas dari H Rhoma Irama. “Meriah sekali, semua ikut bergoyang seperti diguncang gempa,” ujar Syaiful Rochman (34) warga Bojonggede. Semua kemeriahan itu terbalut dalam bungkus perayaan Hari Jadi ke-530 Bogor (HJB), tingkat Kabupaten. Ketua Panitia HJB Dadang Irvan menuturkan, selain silaturahmi dan berbagai hiburan menarik, Pemkab Bogor juga memberikan penghargaan dalam bentuk Tegar Beriman Award untuk aparatur dan masyarakat teladan, yang terbagi dalam 18 kategori. Di antaranya RT Teladan, RW Teladan, Kepala Desa Teladan, Camat dan PKK Teladan, Siswa Berprestasi, Guru Teladan, Babinsa Teladan, Babinkamtibmas Teladan, Bidan Desa Teladan, Kelompok PAUD Teladan dan yang lainnya. “HJB sekarang akan beda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena tahun sebelumnya hanya dirasakan oleh aparatur saja, tapi sekarang adanya Tegar Beriman Award dengan keterlibatan masyarakat yang kurang lebih berjumlah 18.000, berarti ini akan dirasakan masyarakat Kabupaten Bogor. Jadi jangan cuma aparat yang merasakan, inilah Hari Jadi Bogor ke-530, daerah yang selama ini kita tinggali,” terangnya. Terlebih, lanjut dia, bupati menegaskan bahwa pengurus RT dan RW adalah ujung tombak pelayan masyarakat. Sehingga tak salah jika sekali waktu diadakan silaturahmi akbar dengan sedikit hiburan. Masyarakat yang hadir dalam peringatan HJB berasal dari 40 kecamatan, 430 desa, 3.000 RW, dan sekitar 14 ribu RT se-Kabupaten Bogor. “HJB bukan milik pejabat, pertama kalinya kita undang RT dan RW se-Kabupaten Bogor karena kita harus bersyukur bersama-sama atas ulang tahun Bogor. Mereka adalah para pejuang pembangunan Kabupaten Bogor,” kata dia menirukan pidato RY. Anugerah Tegar Beriman Award diberikan kepada 18 orang. Mereka adalah para RT teladan, RW teladan, bidan, guru, dokter, penyuluh kb berprestasi, penyuluh pertanian, perawat, siswa teladan, babinsa, babinkamtibmas, dan para pelayan masyarakat lainnya. Selain award mereka juga menerima hadiah berupa uang tunai dan umrah. Peraih Tegar Beriman Award di antaranya Agus Saripudin, Guru teladan SMA Negeri 1 Leuwiliang, Endang Susilowati, Paud terbaik dari Paud An Nahl Bojonggede, Serda Sulaiman, Babinsa teladan Koramil Sukaraja, Hajah Tuti sebagai UKM Yogurt Cisarua teladan, Jujum Suhi Linmas teladan dari Kecamatan Leuwiliang, Lia Ermalia Bidan terbaik dari Puskesmas Leuwiliang, Lili S. Agustin Dokter teladan dari Puskesmas Bojonggede, Zaini Anwar RW teladan di Kecamatan Gunungsindur, dan beberapa orang lainnya seperti 10 RT teladan yang ada di Kabupaten Bogor. (Bas)

Tingkatkan Profesionalitas Guru PAUD

KOTA-Menjamurnya lembaga pendidikan usia dini (PUD) di Pamekasan. belum berbanding lurus dengan kemampuan sumberdaya rnanusisa (SDM) tenaga guru. Kondisi itu mendapat perhatian dari himpunan pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini (Himpaudi). Salah satu terobosan yang di lakukan degan menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) berjenjang tingkat dasar untuk guru PAUD. Kegiatan itu dilakukan selama lima hari, mulai 8 hingga 12 oktober di aula SMKN lll Pamekasan. Lebih dari 200 guru antusias mengikuti rangkaian diklat tersebut. Himpaudi Pamekasan Sitti Sunarsih mengatakan, diklat merupakan bagian dari program kerja Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) PAUD. Diklat kali ini merupakan yang kedua kalinya Hingga saat ini, sudah tercatat ada 510 alumni yang telah mengikuti diklat berjenjang tingkat dasar. Fakta di lapangan menurutnya. masih banyak tenaga guru PUD tidak paham mengenai cara pembelajaran anak usia dini yang efektif. Hal itu disebabkan karena guru tidak paham tentang dunia dan perkembangan anak usia dini. “Praktis, gaya pembelajaran yang digunakan disamakan dengan pendidikan sekolah pada umumnya.” ujarnya. Selama lima hari itu, sambungnya, seluruh peserta diberikan berbagai materi dasar. Di antaranya, kebijakan PAUD P2TK. kebijakan PAUD Pamekasan, etika dan karakter anak usia dini, serta materi dasar lainnya. Untuk kegiatan lanjutan. Himpaudi mewajibakan peserta mengikuti tugas mandiri, berupa praktik mengajar di lembaga PAUD selama 25 hari. (radar)

ASMAUL HUSNA

99 asmaul husna dan artinya 99 Asmaul husna dan artinya 

1. (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi / Penyayang
3. (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Merajai
4. (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat
6. (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Memelihara / Mengawasi
8. (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa / Ynag Dapat Mengalahkan
9. (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Perkasa / Menundukkan Segalanya
10. (Al Mutakabbir) Artinya Yang Mempunyai kebesaran.
11. (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan / Melepaskan
13. (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Memaksa
16. (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah / Pengkarunia
17. (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang / Menyempitkan Rezeki
21. (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat / Melapangkan Rizki
22. (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Merendahkan Derajat
23. (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi / Meninggikan Derajat
24. (Al Mu’izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili / Menetapkan Hukum
29. (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut/Halus
31. (Al Khabir) Artinya Yang Maha Waspada
32. (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur / Berterima Kasih
36. (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi
37. (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga / Memberikan Makan
40. (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. (Al Jalil) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran
42. (Al Karim) Artinya Yang Maha Mulia
43. (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada / Mengawasi
44. (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. (Al Wadud) Artinya Yang Maha Mengasihi / Penyayang 
48. (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentabir / Mengurusi
53. (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh / Kokoh
55. (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal / Memulai
59. (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembalikan
60. (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. (Al Hayyu) Artinya Yang Maha Hidup
63. (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Mendahului
72. (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Mengakhiri / Penangguh
73. (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. (Al Batin) Artinya Yang Batin / Tak Kelihatan Dzatnya
77. (Al Wali) Artinya Yang Memerintah / Menguasai
78. (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan / Kebaikan
80. (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. (Al Muntaqim) Artinya Yang Maha Memberi Hukuman / Siksaan
82. (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal / Memiliki Kerajaan
85. (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Keagungan dan Kemuliaan
86. (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Adil
87. (Al Jami) Artinya Yang Maha Mengumpulkan
88. (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya
89. (Al Mughni) Artinya Yang Maha Memberi Kekayaan
90. (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah / Mempertahankan
91. (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat / Bahaya
92. (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. (Al Nur) Artinya Memberi Cahaya
94. (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. (Ar Rasyid) Artinya Yang Maha Pandai
99. (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Minggu, 26 Mei 2013

Contoh laporan PTK

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


I.     JUDUL
UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA PIRING KERTAS OLEH GURU BAGI SISWA KELOMPOK B TK AN-NAHL BOJONGGEDE-BOGOR  PADA SEMESTER I TAHUN 2012/2013


II.  BIDANG KAJIAN
-       KREATIVITAS
-       MEDIA PIRING KERTAS

















KATA PENGANTAR


Bismillahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah Wasyukurillah,  segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH  Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan Rahmat, Hidayah, Inayah serta kemudahan dalam penyusunan Laporan Penelitaan Tindakan Kelas (PTK) dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga para sahabat serta para pengikutnya. Amma ba’du.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang kami lakukan pada bulan Oktober s/d bulan Desember 2012  yang berlokasi di PAUD AN-NAHL desa Waringin Jaya kecamatan Bojonggede, dilaksanakan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengajukan proposal terlebih dahulu yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA PIRING KERTAS BAGI SISWA KELOMPOK B PAUD AN-NAHL BOJONGGEDE-BOGOR TAHUN AJARAN 2012-2013”
Dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini tentunya tak lepas dari bantuan pihak-pihak lain, oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun haturkan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Nuraini, MPd selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Penelitian     TindakanKelas (PTK)
2. Ibu Hj. Endang Susilowati selaku kepala sekolah Paud An-nahl.
3. Guru-guru Paud An-nahl
 4. Anak-anak murid kelompok B Paud An-nahl
5.  Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam penyusunan laporan PTK ini

Penyusun menyadari akan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki sehingga laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Terakhir penyusun berharap semoga laporan ini dapat menjadi berkah dan manfaat bagi kami khususnya dan kepada siapa saja yang membacanya. Semoga Allah mengabulkan dan memberi kemudahan pada kita semua. Aamin.



                                                                        Bojonggede, 27 Desember 2012


                                                                                    Penyusun












DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. LINGKUP PENELITIAN
E. MANFAAT PENELITIAN

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
BAB III. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. JADWAL PENELITIAN
B. BIAYA PENELITIAN
C. PERSONALIA PENELITI

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB VI. PENUTUP
            A. KESIMPULAN
B. SARAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

                                                                                                           



ABSTRAK

Sebagian besar kemampuan siswa TK/PAUD dalam membentuk atau menggambar suatu binatang berkaki 4 mengalami kesulitan dalam mengembangkan kreativitasnya. Hal tersebut dialami pula oleh siswa PAUD An-nahl Kelompok B Bojonggede Bogor tahun pelajaran 2012/2013 penyebab dari kesulitan siswa PAUD An-nahl karena dalam menggambar atau membentuk binatang sangat susah dalam membentuk bagian-bagiannya, seperti bagian kepala, badan, kaki dan ekornya, selain itu juga kreativitas guru yang masih kurang sehingga belum atau tidak pernah mengajarkan kepada siswanya untuk dapat memanfaatkan media untuk membuat suatu bentuk binatang yang berkaki empat. Oleh karena itu peneliti melakukan pengamatan dengan melakukan tindakan sekaligus memberikan contoh kepada subjek cara membuat beberapa bentuk binatang dengan memanfaatkan media kardus susu bekas. Dan selanjutnya dengan menggunakan media piring kertas, hal ini diharapkan kreativitas subjek dalam membuat bentuk binatang jadi meningkat. Oleh karena itu subjek melakukan tindakan dengan menentukan metode penelitian yaitu metode penilitian tindakan kelas dan selanjutnya menentukan tindakan yang dilakukan pada dua siklus dan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dimana analisa datanya berdasarkan hasil wawancara atau observasi dan reflleksi dan kondisi awal. Siklus I dan II dan tiap siklus terdiri dari planning , acting, Observing, dan Reflecting. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan pembelajaran tindakan yang mengacu kepada salah satu teori yaitu menurut Barron (1969) yang mengatakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru “ maka melalui pemanfaatan media kardus bekas dilanjutkan dengan piring kertas + stick es cream dapat dihasilkan beberapa bentuk binatang yang hasil karyanya dari mulai kurang rapih dan belum serasi sampai menjadi rapih, serasi dan bentuk binatangnya yang lebih bervariatif seperti binatang Kucing, Jerapah, Gajah, Sapi, Kerbau, Kelinci, dan Kuda.



BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar”. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di TK harus dicermati, sehingga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak bisa ditercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.
Oleh karena itu peningkatan dan pengembangan kreativitas sejak usia dini sangat penting sebab dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya dengan cara memanfaatkan media yang ada seperti media piring kertas yang akan digunakan untuk membentuk binatang berkaki empat.
Mengapa kretivitas begitu bermakna dalam hidup? Mengapa kretivitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri anak didik ?
1.      Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967). Kretivitas merupakan manisfestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
2.      Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford, 1967). Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahun ingatan, dan penalaran (berpikir logis)
3.      Bersibuk diri secara kreatif  tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
4.      Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya . Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide – ide baru, penemuan – penemuan baru, dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini.

B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
a.    IDENTIFIKASI MASALAH
-       Mengapa kemampuan siswa TK An-nahl dalam membentuk atau menggambar suatu binatang khususnya berkaki empat, mengalami kesulitan dalam menggembangkan kreativitasnya untuk menciptakan suatu bentuk atau gambar binatang berkaki empat.

-        Karena sulitnya siswa TK An-nahl dalam membentuk atau menggambar binatang berkaki empat, maka perlu ditingkatkan dorongan oleh guru kepada siswa untuk dapat berkreasi dalam membentuk atau menggambar binatang berkaki empat.

-       Bagaimana caranya agar kreativitas anak dalam membentuk atau menggambar binatang berkaki empat muncul maka guru memberikan contoh dalam membentuk binatang berkaki empat melalui pemanfaatan media berupa piring kertas.

-       Maka yang dilakukan guru agar kreativitas anak dalam membentuk atau menggambar suatu bintang berkaki empat dapat meningkat yaitu dengan cara memberikan contoh dalam pembuatan suatu bentuk binatang berkaki empat dengan cara memanfaatkan media piring kertas untuk dibuat menjadi berbagai bentuk binatang berkaki empat.

b.    PEMBATASAN MASALAH
-       Variabel yang diteliti adalah kreativitas siswa dan media piring kertas
-       Apa yang dimaksud dengan kreativitas siswa.


c.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
-       Apakah melalui  pemanfaatan media piring kertas dapat meningkatkan kretivitas siswa TK An-nahl
-       Sejauh manakah kemandirian anak kelompok B di TK An-nahl
-       Sejauh manakah metode pembelajaran kreativitas dengan menggunakan media piring kertas siswa kelompok B di TK An-nahl dalam  meningkatan kemandiriaan anak?

d.    HIPOTESIS
-       Berdasarkan atas rumusan masalah sebagai mana diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Menggunakan metode unjuk kerja dengan media piring kertas dapat meningkatkan kemandirian siswa TK kelompok B di TK An-nahl Bojonggede-Bogor.

C. TUJUAN PENELITIAN
-       Diharapkan dalam penelitian ini kami dapat mengetahui sejauh mana kreativitas siswa melalui pemanfaatan media piring kertas di TK An-nahl Bojonggede-Bogor.
-       Diharapkan adanya kemandirian siswa TK kelompok B di TK An-nahl Bojonggede-bogor.
-       Diharapkan adanya kretivitas anak dengan media piring kertas dalam meningkatkan kemandirian siswa TK kelompok B di TK An-nahl Bojonggede-Bogor.





D. LINGKUP PENELITIAN
Agar dalam pembahasan ini tidak terlalu meluas maka pembahasan hanya difokuskan pada penggunaan metode unjuk kerja dengan menggunakan media piring kertas kaitannya dengan kemandirian siswa TK kelompok B. Penelitian ini dilakukan di TK An-nahl Bojonggede-Bogor.


E. MANFAAT PENELITIAN
-       Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau memperkaya tentang variasi metode unjuk kerja dengan penggunaan media piring kertas dibidang pengembangan kemampuan kreativitas di TK.

-       Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam rangka untuk memberikan variasi pengajaran agar tidak menjenuhkan.

-        Adapun manfaat untuk sekolah dapat menjadi suatu media untuk memperkenalkan kepada anak tentang macam-macam binatang dan dapat didisplay agar memberitahukan dan memperlihatkan kepada khalayak tentang kreativitas siswa dalam membentuk binatang berkaki empat dengan menggunakan media piring kertas.

-       Manfaat untuk Guru yaitu lebih mudah mengajarkan kepada siswa dengan media piring kertas karena mudah didapat dan mudah dibuat bentuk-bentuk bintang berkaki empat, yang tidak sering dijumpai siswa. Dengan membuat kreativitas ini guru bisa memperlihatkan kepada anak-anak bagaimana cara
membuat kreativitas tersebut secara langsung dapat dilihat siswa.

-       Manfaat bagi siswa yaitu siswa merasa senang dalam kegiatan pembelajaran disekolah karena dapat membuat kretivitas binatang berkaki empat dengan menggunakan media piring kertas dengan mandiri. Dan siswa juga menjadi mudah paham dan mengerti, karena langsung melihat media yang dibuat oleh guru.



















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.      Landasan Teori

a.       Kreativitas
Teori Rogers menekankan (1962) bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecendrungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.

Teori Clark Moustakis ( 1967 ), psikolog humanistik lain yang terkemuka, menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

Teori Rhodes (1961) dalam isaksen (1987) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah  Pribadi ( Person ), Proses dan Produk. Kreatifitas dapat pula ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke perilaku kreativ. Rhodes menyebut ke empat jenis definisi tentang kreativitas ini sebagai “Four P’s of creativity: Person, Process, Press, Product”
Definisi tentang kreativitas berdasarkan Empat P menurut para pakar:
-       Definisi Pribadi, Menurut Hulbeck (1945) “ Tindakan kreativ muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya”
-       Definisi Proses, menurut Torrance (1988) ini meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil.
-       Definisi Produk, menurut Barron (1969) yang menyatakan bahwa “ kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru”.
-       Definisi Press (dorongan), menurut Simpson (dalam Vernon, 1982) merujuk pada aspek dorongan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai “ the initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”. Mengenai Press dari lingkungan , ada lingkungan yang tidak menghargai imanjinasi atau fantasi, dan menekankan kreativitas dan inovasi.


b.      Media
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diberikan berikut ini
Henich dkk, (1982) Mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima jadi seperti, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan,bahan cetakan, dan jenisnya adalah media komunikasi.
Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang di gunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Webster (1983:105) “ art “ adalah keterampilan (skill) yang diperoleh lewat pengalaman, study dan observasi.



c.       Media Piring Kertas
Merupakan alat kreativitas  yang digunakan dalam pembelajaran untuk membuat bentuk – bentuk binatang berkaki empat dengan piring dari kertas yang di buat berupa kepala, badan binatang berkaki empat.



















BAB III
RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

a.    Rencana Penelitian
1.      Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B PAUD An-Nahl Bojonggede Bogor dengan jumlah 38 anak.
Pertimbangan penulis mengambil subjek penelitian tersebut dimana siswa kelompok B telah mampu dan memiliki kemandirian dalam membuat kreativitas menggunakan media piring kertas untuk membuat bentuk-bentuk binatang berkaki empat.
2.      Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di PAUD An-Nahl Bojonggede Bogor, Peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolh tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
3.      Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama satu minggu di bulan November. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I tahun pelajaran 2012/2013.



4.      Lama Tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan November, mula dari siklus I, Siklus II dan Siklus III.


b. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
1.      Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, latihan soal, pembahasan latihan soal, tugas pekerjaan rumah( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PP, ulangan harian.
2.      Tindakan ( Action )/ Kegiatan mencakup
a.       Siklus I , meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup,
b.      Siklus II, ( sama dengan I )
c.       Siklus III, ( sama dengan I dan II )

3.      Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antar siklus-siklus tersebut untuk menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

A.  JADWAL PENELITIAN
NO
KEGIATAN
MINGGU KE
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Perencanaan












2
Proses pembelajaran












3
Evaluasi












4
Pengumpulan data












5
Analisis data












6
Penyusunan hasil












7
Pelaporan hasil













B. BIAYA PENELITIAN
Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab kami sebagai peneliti, adapun biaya tersebut adalah :
1.      Print naskah sebanyak 15 lbr x @Rp.1.000,-                            =Rp. 15.000,-
2.      Foto Copy Naskah 15 lbr x 4 = 60 lbr x @Rp. 200,-               =Rp. 12.000,-
3.      Jilid Naskah 4 x @Rp. 3.000,-                                                 =Rp. 12.000,-
4.      Lain-lain                                                                                   =Rp. 50.000,-
JUMLAH                                                                                 =Rp. 89.000.-

C. PERSONALIA PENELITI
Penelitian ini melibatkan Tim peneliti, Identitas dari tim tersebut adalah :
1.      Nama                                       : Sarinah
NIM                                        : 5071010109521
Pekerjaan                                 : Tutor PAUD Cahaya Ilmu
Tugas dalam penelitian  : Pengetikan Proposal PTK dan penyusunan data

2.      Nama                                       : Nyimasri
NIM                                        : 5071010109516
Pekerjaan                                 : Tutor TK Islam Al-Aisyah
Tugas dalam penelitian  : Pengumpulan dan analisis data

3.      Nama                                       : Farikhah
NIM                                        :
Pekerjaan                                 : Tutor TKQ Nurul Falah
Tugas dalam penelitian  : Pengumpulan dan analisis data

4.      Nama                                       : Endang Susilowati
NIM                                        : 5071010109490
Pekerjaan                                 : Tutor PAUD An-Nahl
Tugas dalam penelitian  : Peneliti objek secara langsung



BAB IV
METOLOGI PENELITIAN


A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian
            Penelitian yang kami lakukan dimulai dari awal bulan November, dari mulai persiapan penyusunan proposal, penyusunan instrument, diantaranya kami melakukan Observasi, wawancara serata mencari dokumen atau arsip yang mendukung penelitian kami sampai menganalisa dan pembahasan dari laporan ini, sampai diakhiri bulan Desember.

2. Tempat Penelitian
            a. kami melakukan penelitian di PAUD An- Nahl Bojonggede kelompok B tahun pelajaran 2012/2013.

            b. Peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data peluang waktu yang luas, dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

B. Subjek Penelitian
            Subjek penelitiannya adalah siswa kelompok B PAUD An-nahl Bojonggede dengan jumlah siswa 38 anak, namun kami mengambil sampling dari 1 kelas kelompok B1 nya saja yang berjumlah 13 siswa terdiri dari  siswa perempuan dan    siswa laki-laki .
Adapun latar belakang dari orang tua para siswa tersebut dari kalangan ekonomi menegah kebawah.




C. Sumber Data
            Data diperoleh dari pengamatan dan hasil unjuk kerja berupa pembuatan beberapa binatang dengan mengunakan media kardus bekas dan piring kertas. Serta wawancara dengan subjek dan arsip yang didapatkan pada saat melakukan penelitian.
Tahap tindakan pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu yang masing-masing siklus meliputi empat tindakan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refklesi.

Deskripsi Kondisi Awal
            Kegiatan awal dari penelitian ini adalah menanyakan kepada siswa kelompok B PAUD Annahl apakah anak-anak sebelumnya sudah pernah membentuk suatu bentuk binatang melalui beberapa media ?, hampir semua anak-anak menjawab belum pernah dan anak pun mengatakan susah bu, selain itu kami juga menanyakan langsung kepada gurunya, apakah ibu guru sudah pernah mangajarkan anak-anak untuk membuat bentuk binatang dengan berbagai media, guru itupun menjawab diantaranya:
1. karena terbatasnya waktu yang disediakan
2. karena terbatasnya danauntuk menciptakan suatu kreativitas
3. materinya kurang menguasai













SIKLUS 1
Maka kami pun menanyakan pada anak-anak untuk bersama-sama membuat bentuk-bentuk binatang.

Langkah Awal Penelitian
Right Arrow: Kreativitas guru yang masih kurang
Right Arrow: Terbatasnya dana untuk menciptakan kreativitas bentukUp Arrow: Tidak cukupnya waktu yang tersediaUp Arrow: Siswa belum pernah diajarkan membentuk binatang dengan media piring kertasOctagon: Rendahnya Kreativitas siswa dalam membuat bentuk Binatang
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       


























Oval: Siswa/yg diteliti:
Kreativitas membuat bentuk binatang rendah

Flowchart: Decision: KONDISI
AWAL
Rounded Rectangle: Guru/Peneliti
Belum memberikan contoh cara membuat suatu bentuk binatang


 
Rounded Rectangle: Diduga melalui pemanfaatan media piring kertas dapat meningkatkan kreativitas siswaOval: Memanfaat
kan media piring kertas + stick es cream yg dipraktekan guru, siswa mempraktekan
Flowchart: Decision: KONDISI
AKHIR
Flowchart: Decision: TINDAKAN
Rounded Rectangle: Memanfaatkan media piring kertas untuk kreativitas beberapa bentuk binatangOval: Memanfaat
kan media kertas susu bekas yg di praktekan guru,siswa mencobanya
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             SIKLUS I                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 




D. Teknik Pengumpulan Data
Berupa metode unjuk kerja, maka teknik pengumpulan data nya adalah: Data dikumpulkan melalui tindakan pengamatan, pelaksanaan pembuatan bentuk binatang dengan media kardus susu bekas, serta diulang kembali pembuatannya dengan menggunakan media piring kertas dan stick es cream

E. Analisa Data
            Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif maka analisa datanya berdasarkan hasil wawancara /observasi dan refleksi dari kondisi awal, siklus I dan II.


BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

B. Deskripsi Hasil Siklus I
           
            1. Perencanaan Tindakan

a. Apersepsi
            Kami menanyakan langsung kepada subjek macam-macam binatang khusus yang berkaki empat, pernah dilihat dimana?, apakah melalui TV?, gambar ataukah langsung ketempat rekreasi binatang?, subjek menjawabpun menjawab ada yang pernah keragunan, nonton TV, ataupun melihat melalui gambar.

b. Kegiatan Inti
            Kemudian peneliti masuk ke kegiatan inti dengan cara menjelaskan kepada subjek tentang cara membuat kreativitas suatu bentuk binatang dari media kardus susu bekas.
Dengan cara mempraktekan salah satu bentuk binatang (contoh kuda) dari awal sampai akhir. Dan selanjutnya subjek di persilahkan untuk mencontoh peneliti, subjek diberi kebebasan untuk memilih dahulu bentuk binatang apa yang akan mereka buat.

            2. Pelaksanaan Tindakan

            Perencanaan tindakan yang dilakukan subjek dari mulai membawa kardus susu bekas, yang awalnya sudah disediakan seperti kardus bekas peneliti juga menyediakan peralatan yang lain seperti gunting, lem kertas, kertas Origami dan pensil, serta bentuk lingkaran (kaset CD). Proses yang dilakukan subjek dari mulai menjiplak bentuk lingkaran sebesar kaset CD, selanjutnya digunting dan bentuk lingkarannya kemudian dilipat dua yang bergambar berada didalam bentuk lingkaran tersebut yang nantinya dijadikan sebagai badan binatang.
Selanjutnya menjiplak contoh kepala binatang dengan menggunakan kertas origami yang dirangkap/dilipat selanjutnya digunting, setelah itu subjek mengunting kertas Origami kembali untuk dibentuk sebagai ekornya, dan selanjutnya menggunting kardus bentuk persegi panjang sebanyak 4 guntingan yang nantinya akan dijadikan sebagai kaki-kakinya. Setelah semuanya terbentuk lalu subjek menggabungkan bagian-bagiannya seperti kepala, badan , ekor dan kaki-kakinya, dengan cara diberi lem kertas (fox) jika sudah terpasang semuanya maka diusahan agar bentuk binatangnya dapat didirikan, (dengan keempat kakinya).

            3. Pengamatan Tindakan

            a. Proses Pembelajaran
Dari proses pembuatan bentuk binatang yang peneliti amati, hampir semua subjek memahami cara membuatnya hanya ada beberapa subjek yang masih kurang memahami, dan dari pengamatan tersebut dapat dilihat dari cara subjek dalam hal menggunting menjiplak dan memberi lem tentu berbeda-beda antara subjek yang satu dengan subjek yang lain. Adapun subjek yang sudah mampu dalam menggunting , menjiplak dan memberi lem tentu hasilnya lebih rapih dibandingkan subjek yang belum mampu. Dari pengamatan peneliti berikut beberapa anak dengan inisialnya yang belum dan sudah mampu dalam melakukan kegiatan tersebut ( dalam hal ini kerapihan dan  jumlah bentuk binatang dari mulai kegiatan awal sampai akhir dengan waktu yang dibatasi ).

            b. Hasil Pembelajaran
Berikut ini perbandingan beberapa subjek dalam hasil bentuk binatang yang sudah dibuatnya.

HASIL PEMBELAJARAN

subjek
Menjiplak &
Menggunting
Memberi
lem
Keserasiaan
Ekor + kaki
Bentuk binatang yg di
Buat
Rapih
Tdk
rapih
benar
Tdk
benar
Serasi
Tdk
serasi
binatang
jumlah
penilaian
ST

V
V

V

Kelinci
2
B
V


V

V
Kuda

C
CT
V

V


V
Gajah
2
C

V

V

V
Banteng

C
RN

V

V

V

Banteng
2
B
V


V

V
Kucing

C
RH
V


V
V

Kucing
2
B

V

V

V
Gajah

C
LI
V


V

V
Kelinci
2
C

V
V


V
Banteng

C
RF
V


V

V
Gajah
2
C
V


V

V
Banteng

C
AZ

V

V

V
Banteng
1
C









DM
V


V

V
Kucing
1
C



V

V



SR

V

V


Kelinci
1
C









SL



V

V
Gajah
2
C

V

V

V
Kucing

C
KY
V
V

V

V
Kucing
1
C









   





REFLEKSI

Membandingkan dari kondisi awal dan Siklus I

a. Refleksi Proses Pembelajaran
            Dari pengamatan peneliti terhadap subjek yang melakukan tindakan maka subjek sedikit banyak dapat memahami cara pembuatan kreativitas melalui kardus susu bekas yang sebelumnya bertanya-tanya (subjek kebingungan) apakah bisa dari kardus bekas susu dapat dibentuk beberapa ekor binatang setelah diberikan penjelasan  dan contoh cara membuatnya, subjek merasa percaya diri kalau dapat mengerjakannya. Selain itu juga karena motivasi dari penelitinya yang terjun secara langsung dengan menyanyikan lagu spirit ( manjadda wajadda ) siapa bersungguh-sungguh pasti bisa. Maka subjekpun selama proses pembuatannya merasa enjoy, nyaman dan ada seorang subjek yang merasa gugup namun alhamdulillah akhirnya dapat menyelesaikannya juga.

b. Refleksi Hasil Pembelajaran
            Dari hasil pengamatan tentang hasil yang di capai dari pembuatan beberapa binatang dengan menggunakan media kardus susu bekas maka hasilnya dan pembuatan jenis binatang yang pertama masih dikatakan belum rapih ( masih mengalami beberapa kesulitan) dari mulai menjiplak, menggunting mengelem, dan pembuatan ekornya, serta membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menyelesaikannya. Namun setelah membentuk binatang yang kedua nampak lebih cepat waktunya namun masih ada juga yang belum rapih hasilnya, dengan demikian secara umum dibandingkan kondisi awal dengan siklus I (tindakan) sudah ada perbedaan dari yang belum tahu menjadi tahu kalau dapat di bentuk binatang dari kardus susu bekas.






DESKRIPSI SIKLUS II

1. Perencanaan Tindakan
            a. Apersepsi
Peneliti mengingatkan kembali kegiatan apa yang minggu lalu telah dikerjakan oleh para subjek, dan dengan menggunakan media apa, lalu subjek pun menjawabnya yaitu membuat beberapa bentuk binatang dengan media kardus susu bekas yang sudah subjek persiapkan dari rumah.

            b. Kegiatan Inti
Kemudian peneliti masuk kekegiatan inti dengan cara membuat beberapa bentuk binatang  dengan menggunakan piring kertas dan stick es cream.
Dengan cara mempraktekan salah satu bentuk binatang (contoh kerbau) dari awal sampai akhir dan selanjutnya sama seperti siklus I subjek dipersilahkan  untuk membuat bentuk binatang yang sudah dicontohkan peneliti. Subjek diberi kebebasan untuk memilih binatang apa saja yang akan subjek buat/bentuk.

2. Pelaksanaan tindakan
            Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II ini yaitu menyiapkan bahan-bahan ysng diperlukan diantaranya piring kertas, stick es cream, sendok es cream, kertas nasi, lem fox, gunting, isolasi, dan spidol.
Proses yang dilakukan yaitu dimulai dari menjiplak master kepala binatang dengan spidol, lalu digunting, selanjutnya piring kertas langsung dilipat 2 bagian yang warna/gambar berada didalam, bagian ini nantinya dijadikan sebagai badan binatang  selanjutnya memasangkan  ke empat stick es cream, sesuai dengan bentuk kaki binatang tersebut, lalu dibuatlah bentuk ekornya, jika sudah ada bagian-bagian tersebut (kepala+ekor) maka tinggal memasangkan bagian-bagian tersebut.dengan cara diberi lem fox, lalu sesuai dengan bentuk tubuh kondisi binatang tersebut, digambarlah motif-motifnya (misal jerapah, sapi) bagian tubuh terdapat motif-motif sehingga nampak jelas dalam membedakan binatang apakah ini?.

3. Pengamatan tindakan
            a. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus II ini peneliti dapat mengamati adanya beberapa perubahan yang dialami oleh subjek dalam melakukan kegiatan tersebut, Karena pada siklus II ini peneliti sudah menyiapkan bagian-bagian dari binatang tersebut (badan+kaki) yang mengunakan piring kertas dan stick es cream, sehingga subjek tidak perlu lagi menggunting-gunting bagian tersebut yang berbeda dari yang sebelumnya, sehingga waktu yang dibutuhkan pun relative lebih singkat, dan hasilnya pun terlihat lebih rapih.

            b. Hasil pembelajaran
Berikut table hasil pembelajaran beberapa subjek dalam bentuk binatang yang sudah dibuatnya pada siklus II

subjek
Menjiplak &
Menggunting
Memberi
lem
Keserasiaan
Ekor + kaki
Bentuk binatang yg di
Buat
Rapih
Tdk
rapih
benar
Tdk
benar
Serasi
Tdk
serasi
binatang
jumlah
penilaian
ST
V

V

V

Sapi

B
V


V
V

Kucing

B
CT
V


V

V
Sapi

C
V

V

V

Jerapah

B
RN

V

V

V

Kerbau

B
V

V

V

Kucing

B
RH
V


V
V

Kerbau

C









LI
V

V

V

Kerbau

C









RF
V

V

V

Jerapah

B
V

V

V

Kucing

B
AZ

V

V
V

Kucing

C









DM
V

V

V

Kucing

B









SR
V



V

Sapi

B









SL

V

V
V

Jerapah

C

V
V

V

Sapi

B
KY
V

V

V

Jerapah

B









REFLEKSI

Membandingkan dari Siklus I dan Siklus II
a. Refleksi Proses Pembelajar
            Dari pengamatan siklus II terdapat subjek yang melakukan tindakan maka peneliti menyimpulkan kalau subjek sudah lebih memahami cara membuatnya dan cepat, rapih dalam mengerjakannya, dan pada siklus II ini alhamdullah subjek tampak siap untuik mengerjakannya dan tidak terdapat subjek yang merasa gugup lagi serta semuanya enjoy dalam menyelesaikannya.

b. Refleksi Hasil Pembelajaran
            Dan hasil pengamatan yang dilakukan maka peneliti merefleksi dibandingkan dengan siklus I pada siklus II ini hasil pembelajarannya, dapat dilihat dari table hasil pembelajaran siklus I dan II yang mana pada siklus II hampir 80 % dari jumlah subjek yang diamati mendapat nilai bagus (B) serta hasil karyanya lebih rapih dan serasi dengan bentuk binatangnya  yang lebih bervariatif seperti binatang Kucing, Gajah, Kerbau, Kelinci dan Kuda.













           
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan diadakannya tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan serta sebagai ajang pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengembangkan segala potensi dan kemampuannya untuk dapat mengatasi segala masalah yang dihadapi guru serta anak-anak dalam mengembangkan kreativitasnya untuk membentuk atau menggambar suatu binatang berkaki empat (4) dengan memanfaatkan media barang bekas berupa kardus atau pun piring kertas.
Penelitian yang kami lakukan di Paud An-nahl mendapat sambutan yang luar biasa, dikarenakan guru ataupun anak-anak diPaud An-nahl belum dan tidak pernah memanfaatkan media barang bekas berupa kardus ataupun piring kertas. Yang akan dijadikan kreativitas sesuatu yang menarik bagi anak-anak yaitu berupa bentuk-bentuk binatang berkaki 4.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dimana analisa datanya berdasarkan hasil wawancara, observasi serta refleksi dari kondisi awal siklus I dan II, dan tiap-tiap siklus terdiri dari planning, acting, observing, dan reflecting.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan pembelajaran tindakan yang mengacu kepada salah satu teori yaitu menurut Barron (1969) yang mengatakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru “ maka melalui pemanfaatan media kardus bekas dilanjutkan dengan piring kertas + stick es cream dapat dihasilkan beberapa bentuk binatang yang hasil karyanya dari mulai kurang rapih dan belum serasi sampai menjadi rapih, serasi dan bentuk binatangnya yang lebih bervariatif seperti binatang Kucing, Jerapah, Gajah, Sapi, Kerbau, Kelinci, dan Kuda.






B. Saran

Dengan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) , yaitu dengan terjun langsung dalam kegiatan pembelajaran dalam mengaplikasikan lmu-ilmu yang sudah didapat untuk
Memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas kegiatan dan hasil belajar mengajar agar lebih baik lagi dan berhasil dengan optimal. Kami berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai peserta peneliti, STIT Insida, guru, anak-anak serta lingkungan sekolah.
1. Bagi Mahasiswa
    Membangun team yang solid dengan membangun komunikasi yang sehat sesama teman dalam kelompok dan orang lain serta selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam kegiatan penelitian yang kami lakukan agar semua tujuan dapat berhasil dengan optimal.

2. Bagi STIT Insida
a. Dalam pembekalan kepada peserta hendaknya lebih terperinci, dan memberikan waktu untuk dapat observasi tempat PTK agar lebih mengenal tentang situasi dan kondisi social budaya, kebiasaan, daya serap anak-anak didik, serta apa yang dibutuhkan lingkungan sekolah sehingga lebih terarah akan tujuan penelitian ini dilaksanakan.
b. Peran dan fungsi dosen pembimbing agar lebih baik lagi sehingga pelaksanaan PTK lebih terarah.

3. Bagi guru dan lingkungan sekolah
Diharapkan agar ada kemajuan dari kretivitas yang sudah diberikan agar lebih ditingkatkan lagi  supaya pembelajaran yang diberikan kepada anak-anak lebih menarik dengan memanfaatkan barang –barang bekas yang ada agar kedepannya sekolah akan lebih maju lagidengan kretivitas yang ada.